Pages

Kamis, 31 Mei 2012

PSLI 2012 ramaikan HUT Surabaya ke-719


Gedung-gedung pencakar langit di kota Surabaya menghiasi hampir seluruh jantung kota. Sebuah Balai yang merupakan titik nol derajat  kota Surabaya atau yang kerap di sebut Balai pemuda jalan Gubernur Suryo, mulai tanggal 4 Mei hingga 14 Mei 2012 digelar Pasar Seni Lukis Indonesia 2012 (PSLI 2012) yang termasuk dalam kategori pasar lukis terbesar di Indonesia. Pasar seni lukis ini dibuka untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Surabaya yang ke-719, disamping itu pasar seni lukis ini juga dilaksanakan secara terbuka untuk menjadi ajang sebagaimana layaknya pertemuan antara kolektor dan pembeli sekaligus dengan pelukisnya.

“Pasar seni lukis Indonesia 2012 ini disediakan 157 stan kalau dipukul rata-rata satu stan satu pelukis, tapi ada satu pelukis yang ambil dua stan atau satu stan dua pelukis, jadi yang mengikuti acara ini kurang lebih 125 – 150 pelukis dengan sekitar 6000 lukisan dari berbagai corak dan gayanya”, jelas Herry Nuhun (52), salah satu panitia dalam acara tersebut. Tidak hanya pelukis dari Surabaya dan kota yang ada di Jawa Timur saja yang ikut serta,  kebanyakan pelukis dari daerah Semarang kurang lebih 40 pelukis, dan kota-kota lain yaitu Jakarta, Bali, Yogyakarta, Tangerang, dan Solo juga mengikuti acara ini.
“Antusiasme masyarakat yang datang tergolong tinggi, terbukti dua hari sebelum pasar ini di tutup, mulai jam 10.00 – 23.00 masih banyak pengunjung yang berdatangan. Tapi karena di buat sistem terbuka kemungkinan orang datang itu masih saja ada sampai jam setengah dua malam”, ujar Herry. Para orang tua mengajak serta anak-anaknya, dan ada juga beberapa pelajar seusai sekolah meluangkan waktunya untuk datang ke pasar seni lukis Indonesia 2012 ini. Mereka datang tidak hanya untuk berlibur, menonton, dan melihat perkembangan seni lukis Indonesia, terkadang pelukis dan pengunjung juga berbincang-bincang, serta ada juga pengunjung yang membeli lukisan yang ada. Lukisan yang terjual harganya bermacam-macam tergantung jumlah penawaran dan permintaan. Harga jual lukisan yang ada berkisar Rp 100 ribu – Rp 25 juta.
Ada hal unik dan menarik di pasar seni lukis Indonesia 2012 yang mampu membuat pengunjung tertarik untuk melihatnya. Sabar (33) pelukis yang berasal dari Salatiga ini tidak mempunyai tangan baik kanan maupun kiri, tetapi beliau bisa melukis. Sejak umur 8 tahun beliau senang sekali coret-coret, pada umur 10 tahun barulah mulai melukis dengan serius. Pelukis dengan aliran naturalisme ini mengikuti salah satu yayasan yaitu Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) di Swiss.
“Saya mengirimkan lukisan disana, setahun minimal 5 lukisan, lalu oleh yayasan lukisan itu di kelola menjadi kartu ucapan”, ucap Sabar. “Lukisan karya saya mencapai kurang lebih 230 lukisan, saya termasuk kurang produktif karena satu lukisan saja butuh waktu enam minggu”, bebernya. “ Seandainya ada orang yang senasib dengan saya dan memiliki kemampuan tapi terhalang keterbatasan, ada yayasan yang mengelola pelukis mulut dan kaki dengan syarat tangannya tidak dapat berfungsi, itu nanti kami hidup di situ, berkarya di situ tapi lukisannya harus layak dikomersilkan. Jadi belajar terus melukis !”, jelas Sabar.

Watashi no gakkō de sushi ga arimasen "Ada Sushi di sekolahku"


Selasa (29/05) lapangan sekolah SMA7 sangat ramai, bukan karena aktifitas para siswa yang sedang bermain sepak bola saat istirahat melainkan terdapat promosi ekstrakulikuler Jepang di depan Labotarium bahasa. Aroma sushi yang begitu khas menyebar  di seluruh lapangan sekolah yang membuat kami tergiur untuk mencicipi salah satu makanan favorit dari Negeri sakura itu.

Tujuan promosi ekskul jepang ini adalah untuk memperkenalkan makanan khas Jepang kepada siswa serta membuat siswa tertarik untuk mengikuti ekstrakulikuler Jepang. Sebenarnya makanan khas Jepang  tidak hanya sushi saja. Sushi dipilih untuk dipakai dalam acara promosi ini karena sushi adalah makanan Jepang yang paling mudah untuk dibuat, alat dan bahannya tidak terlalu banyak. Bahan yang digunakan untuk membuat sushi ini adalah telur, ayam, nasi, ketan, nori, mentimun, wortel, cuka beras dan untuk sausnya bisa menggunakan mayonaise dan sauce tomat.
Promosi ini hanya dibuat satu stand karena panitianya tidak begitu banyak dan panitianya kebanyakan masih pemula. Tidak hanya untuk di promosikan saja, bagi siapa saja yang ingin mencicipinya bisa membeli dengan harga Rp. 3000.
Acara ini adalah acara pertama kali yang ada di SMA7. Harapannya pameran ini tetap ada di tahun depannya lagi. “Antusiasme para siswa dan guru-guru  sangatlah tinggi, dengan bukti sushi yang di jual habis seketika”, ungkap Nur Inaya (17) ketua dari acara ini. 

Media Gaul Arek Smupie


Ada yang baru di SMA Negeri 7 Surabaya. Majalah sekolah adalah salah satu media massa baru di SMA Negeri 7 Surabaya. KOREK PITOE didaulat menjadi nama majalah sekolah kita tercinta ini. Korek pitoe yang berarti Koran Arek SMAN7 ini diciptakan dan dimatangkan oleh anak-anak ekstrakulikuler jurnalistik SMA Negeri 7 Surabaya atau biasa di sebut dengan 7journalism, beserta para pembina dan pelatih mereka yang lebih dari luar biasa.
Hebatnya, ekskul jurnalis ini adalah ekskul yang baru saja lahir bulan September 2011 lalu. Pada Januari 2012, majalah edisi pertama di terbitkan dengan melalui proses launching yang di buka oleh bapak kepala sekolah SMAN 7 yaitu Drs. Sudarminto, M.Pd, yang saat itu beliau masih menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMAN 7
Api adalah sumber cahaya. Itulah mengapa tim 7journalism menamai majalah ini sebagai Korek; agar menjadi penerang dikala kegelapan datang, agar kita tak lagi buta. Korek sebagai kerja juga merupakan identitas sebagai jurnalis. Mencari dan mengorek berita adalah kebutuhan. Menyebarkan-nya adalah tuntutan.
Korek pitoe kedepannya akan terbit setiap enam bulan sekali, tentunya pada saat penerimaan raport dan dibagikan di depan bapak/ibu wali murid. Dan pada penerimaan raport kenaikan kelas ini majalah sekolah edisi 2 akan terbit.
“Di Korek Pitoe ini, tidak hanya anak jurnalistik saja yang bisa mengisi majalah sekolah. Namun, siswa-siswi yang tidak mengikuti ekskul jurnalis bisa mengisi majalah ini dengan cerpen, puisi atau berita-berita lainnya”, beber Dheva (17) yang selaku pemimpin redaksi Korek Pitoe.
            Perkembangan akan dunia informasi di SMA Negeri 7 tidak hanya berhenti di majalah sekolah saja. Secara berturut-turut, mulai bulan Januari lalu media cetak/majalah yang diberi nama Korek Pitoe baru saja keluar dari ruang cetak. Pada akhir Februari 2012, lahirlah media baru yaitu SMUPIE RADIO yang terlahir dari Ekstrakulikuler Broadcasting.
Smupie radio adalah radio sekolah SMA Negeri  7 Surabaya yang mempunyai tujuan sebagai wadah media informasi, hiburan, pengetahuan serta komunikasi. Smupie radio ini berlokasi di atas kamar mandi perempuan SMA Negeri  7 Surabaya sebelah kiri menghadap ke Timur.
“Arek SMUPIE! Yap!!”, ID CALLER buat pendengar SMUPIE RADIO. Dan “SMUPIE RADIO, MEDIA INFORMATION AND ENTERTAIMENT FOR SMUPIE TEENS”, untuk CALLER STATIONnya.
“Semua anak brodcasting mendapat  kesempatan untuk siaran di SMUPIE RADIO, tetapi secara bergiliran dan partneran, dan radio ini akan siaran setiap hari saat jam istirahat pertama pukul 09.30  kecuali hari Sabtu dan Minggu”, pungkas Sabrina (16) penanggung jawab di Smupie radio. Smupie radio  juga punya program yang seru. Diantaranya, REQLAME (REQuest LAgu raME-rame), SNOOPIE (Student NOngkrOng di SMUPIE). Selain itu, warga SMAN 7 juga bisa kirim salam dengan cara kirim pesan melalui tulisan dan ditulis di kertas yang sudah disediakan penyiar  Smupie radio.
 “Pada akhir bulan, Smupie radio akan mewawancarai lewat radio dan jadi G-Starnya Smupie radio bagi siapa saja yang rajin sekali kirim salam di Smupie radio. Dan di selenggarakan 1-2 bulan sekali. Prinsipnya adalah, Smupie radio lebih memaksimalkan keinginan pendengar. Dengan begitu, pendengar bisa merasa nyaman dengan Smupie radio”,tukas Fitri (16).