Gedung-gedung pencakar langit di kota Surabaya menghiasi hampir seluruh jantung kota. Sebuah Balai yang merupakan titik nol derajat kota Surabaya atau yang kerap di sebut Balai pemuda jalan Gubernur Suryo, mulai tanggal 4 Mei hingga 14 Mei 2012 digelar Pasar Seni Lukis Indonesia 2012 (PSLI 2012) yang termasuk dalam kategori pasar lukis terbesar di Indonesia. Pasar seni lukis ini dibuka untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Surabaya yang ke-719, disamping itu pasar seni lukis ini juga dilaksanakan secara terbuka untuk menjadi ajang sebagaimana layaknya pertemuan antara kolektor dan pembeli sekaligus dengan pelukisnya.
“Pasar seni lukis Indonesia 2012 ini disediakan 157 stan kalau dipukul rata-rata satu stan satu pelukis, tapi ada satu pelukis yang ambil dua stan atau satu stan dua pelukis, jadi yang mengikuti acara ini kurang lebih 125 – 150 pelukis dengan sekitar 6000 lukisan dari berbagai corak dan gayanya”, jelas Herry Nuhun (52), salah satu panitia dalam acara tersebut. Tidak hanya pelukis dari Surabaya dan kota yang ada di Jawa Timur saja yang ikut serta, kebanyakan pelukis dari daerah Semarang kurang lebih 40 pelukis, dan kota-kota lain yaitu Jakarta, Bali, Yogyakarta, Tangerang, dan Solo juga mengikuti acara ini.
“Antusiasme masyarakat yang datang tergolong tinggi, terbukti dua hari sebelum pasar ini di tutup, mulai jam 10.00 – 23.00 masih banyak pengunjung yang berdatangan. Tapi karena di buat sistem terbuka kemungkinan orang datang itu masih saja ada sampai jam setengah dua malam”, ujar Herry. Para orang tua mengajak serta anak-anaknya, dan ada juga beberapa pelajar seusai sekolah meluangkan waktunya untuk datang ke pasar seni lukis Indonesia 2012 ini. Mereka datang tidak hanya untuk berlibur, menonton, dan melihat perkembangan seni lukis Indonesia, terkadang pelukis dan pengunjung juga berbincang-bincang, serta ada juga pengunjung yang membeli lukisan yang ada. Lukisan yang terjual harganya bermacam-macam tergantung jumlah penawaran dan permintaan. Harga jual lukisan yang ada berkisar Rp 100 ribu – Rp 25 juta.
Ada hal unik dan menarik di pasar seni lukis Indonesia 2012 yang mampu membuat pengunjung tertarik untuk melihatnya. Sabar (33) pelukis yang berasal dari Salatiga ini tidak mempunyai tangan baik kanan maupun kiri, tetapi beliau bisa melukis. Sejak umur 8 tahun beliau senang sekali coret-coret, pada umur 10 tahun barulah mulai melukis dengan serius. Pelukis dengan aliran naturalisme ini mengikuti salah satu yayasan yaitu Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) di Swiss.
“Saya mengirimkan lukisan disana, setahun minimal 5 lukisan, lalu oleh yayasan lukisan itu di kelola menjadi kartu ucapan”, ucap Sabar. “Lukisan karya saya mencapai kurang lebih 230 lukisan, saya termasuk kurang produktif karena satu lukisan saja butuh waktu enam minggu”, bebernya. “ Seandainya ada orang yang senasib dengan saya dan memiliki kemampuan tapi terhalang keterbatasan, ada yayasan yang mengelola pelukis mulut dan kaki dengan syarat tangannya tidak dapat berfungsi, itu nanti kami hidup di situ, berkarya di situ tapi lukisannya harus layak dikomersilkan. Jadi belajar terus melukis !”, jelas Sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar