Pages

Jumat, 01 Juni 2012

Wisata Religi Sunan Ampel

Sunan Ampel adalah sebuah kawasan di bagian utara Kota Surabaya. Makam Sunan Ampel, sebagai salah satu destinasi wisata religi selalu banyak dikunjungi peziarah yang ingin memberikan doa. Sunan Ampel adalah seorang wali yang mengajarkan tentang ajaran Islam di pulau Jawa.

Di komplek makam Sunan Ampel ini terdapat juga makam para pengawal dan santri-santri Sunan Ampel. Diantaranya makam Mbah Soleh yang berjumlah sembilan. Konon Mbah Soleh meninggal sembilan kali, karena itu makamnya ada sembilan.

Selain itu, terdapat juga makam Mbah Bolong. Semasa hidupnya Mbah Bolong yang memiliki nama asli Sonhaji ini, ahli dalam menentukan arah mata angin. Terutama untuk menentukan arah kiblat.Keunikan dan nilai sejarah masjid ini terletak pada 16 tiang penyangganya yang terbuat dari kayu jati berukuran 17 meter tanpa sambungan.Tiang penyangga ini hingga kini masih kokoh, padahal umurnya sudah lebih dari 600 tahun.


Sunan Ampel salah satu dari Sembilan wali yang melakukan syiar Islam di abad XVI. Pada Jaman itu santri pemilik nama asli  Raden Rachmad ini, tersebar ke Kalimantan, Maluku, Malaka, Dompu, Mataram hingga Brunei Darussalam.  Tidaklah mengherankan kalau beliau banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun Wisatawan Internasional.

Di kawasan ini kental dengan suasana Timur Tengah dan pasarnya yang menjual barang dan makanan khas Timur Tengah. Pusat kawasan Ampel adalah Masjid Ampel yang terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jl. Ampel Masjid 53 dan didirikan pada abad ke-15. kawasan Ampel merupakan salah satu daerah kunjungan wisata religi di Surabaya. Sebagia besar orang yang menempati kawasan Ampel adalah orang Arab.

Mulai dari gapura depan Mesjid Ampel, dipenuhi dengan toko toko yang menjajakan barang barang Islami. Mulai pakaian, alat ibadah, sampai pernik pernik khas Timur Tengah, seperti gelang, teko, gelas, dan lain lain. Tidak ketinggalan makanan khas Arab, seperti aneka jenis kurma. Ada beberapa nama makanan yang saya catat, antara lain : Kebab yang berasal dari Turki, Nasi Tomat, Nasi Briani, Nasi kebule, beberapa olahan masakan kambing, Nasi Afganistan, Nasi Yaman dan beberapa makanan lain yang tentunya merupakan Khas timur tengah. Ada juga Roti Maryam, panganan ringan dan tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga kita juga ditawarkan di kawasan tersebut.

Eksiskan pasar loak gembong lewat Dumay


Siapa yang belum mengenal pasar loak gembong ? bagi masyarakat kota Surabaya sebagian besar tentu sudah mengenalnya. Pasar loak gembong merupakan surga belanja barang bekas yang menyediakan berbagai macam barang bekas yang masih bisa di pakai. Mulai dari sepatu, baju, barang elektronik, perlengkapan sepeda motor, bahkan barang antik yang mungkin tidak bisa ditemui di mall-mall pun ada dengan harga yang relatif murah. Tak heran kalau banyak orang yang menyukai pasar loak gembong.
Pasar loak ini berdiri di jalan Kapasari sejak tahun 1950-an. Uniknya pasar ini sejak dulu belum banyak mengalami perubahan. Sebenarnya pada tahun 2008 silam, pasar ini sempat di tertibkan oleh Pemkot karena pedagang dan pembeli mengganggu pengguna jalan. Namun, beberapa bulan kemudian banyak pedagang yang berjualan kembali.
Maraknya pengguna situs jejaring sosial atau yang kerap disebut dengan Dumay (Dunia Maya). Salah satu seorang pecinta pasar loak gembong membuat akun di salah satu situs jejaring sosial yang paling terkenal di masyarakat umum khusunya kawula muda yaitu facebook dengan judul komunitas pecinta pasar loak gembong. Hanya saja akun ini tidak menjelaskan profil pembuat akun tersebut. Komunitas ini juga berguna untuk mempromosikan kawasan pasar loak gembong. Pemilik akun ini selalu menulis status tentang hal-hal yang menarik di pasar loak gembong. Jika di lihat dari status yang ditulis, pembuat akun tersebut menunjukkan bahwa si pembuat akun itu tak lain lagi adalah pecinta pasar loak gembong.



Tidak hanya di Facebook saja, ternyata juga banyak situs jejaring sosial lainnya yang memuat tentang pasar loak gembong. Seperti catatan yang ada dalam www.docnetters.wordpress.com menjelaskan tentang berdirinya pasar loak gembong sejak 1959. Mengulas percakapan seorang Antropolog yang menyamar menjadi pedagang barang rombeng untuk melakukan riset buku terbarunya yang berjudul ‘Buku Harian seorang Tukang Rombeng’.
“Dari hasil riset saya, dengan menyamar menjadi pedagang buku bekas di pasar Gembong mulai tahun 2004 hingga 2008, saya memperoleh data bahwa pendapatan ekonomi perbulan pasar gembong rata-rata bisa mencapai 1,5 M”, ungkap sang Antropolog.
Dalam situs ini juga dijelaskan bahwa Gembong itu bukan sekadar pasar. Bagi orang-orang tertentu, Gembong bisa memberikan arti dan fungsi yang beragam, ada yang mencari bahan inspirasi, alternatif buku murah, hunting benda-benda tempo doeloe buat koleksi hingga mencari barang bekas pakai yang masih bisa digunakan untuk menambal kecelakaan ekonomi.
Sebuah situs lain seperti www.apasih-apahayo.blogspot.com juga mengulas tentang pasar loak gembong dan berbagai macam barang yang diperjualbelikan.